Senin, 03 Maret 2014

Menanam pohon delima


Delima (punica granatum) adalah tanaman buah-buahan yang dapat tumbuh hingga 5-8 m. Tanaman ini diperkirakan berasal dari Iran, namun telah lama dikembangbiakkan di daerah Mediterania. Bangsa Moor memberi nama salah satu kota kuno di Spanyol, Granada berdasarkan nama buah ini. Tanaman ini juga banyak ditanam di daerah Cina Selatan dan Asia Tenggara.
Delima berasal dari Timur Tengah, tersebar di daerah subtropik sampai tropik, dari dataran rendah sampai di bawah 1.000 m dpl. Tumbuhan ini menyukai tanah gembur yang tidak terendam air, dengan air tanah yang tidak dalam. Delima sering ditanam di kebun-kebun sebagai tanaman hias, tanaman obat, atau karena buahnya yang dapat dimakan.
Bentuk pohon perdu atau pohon kecil dengan tinggi 2–5 m. Batang berkayu, ranting bersegi, percabangan banyak, lemah, berduri pada ketiak daunnya, cokelat ketika masih muda, dan hijau kotor setelah tua. Daun tunggal, bertangkai pendek, letaknya berkelompok. Helaian daun bentuknya lonjong sampai lanset, pangkal lancip, ujung tumpul, tepi rata, pertulangan menyirip, permukaan mengkilap, panjang 1–9 cm, lebar 0,5–2,5 cm, warnanya hijau.


Bunga tunggal bertangkai pendek, keluar di ujung ranting atau di ketiak daun yang paling atas. Biasanya, terdapat satu sampai lima bunga, warnanya merah, putih, atau ungu. Berbunga sepanjang tahun. Buahnya buah buni, bentuknya bulat dengan diameter 5–12 cm, warna kulitnya beragam, seperti hijau keunguan, putih, cokelat kemerahan, atau ungu kehitaman. Kadang, terdapat bercak-bercak yang agak menonjol berwarna tebih tua. Bijinya banyak, kecil-kecil, bentuknya bulat panjang yang bersegi-segi agak pipih, keras, tersusun tidak beraturan, warnanya merah, merah jambu, atau putih.
PERSIAPAN TANAM
Sebelumnya, sesuaikan tinggi bibit delima dengan ukuran pot. Misalnya, jika ketinggian tanaman 60 - 70 cm, gunakan pot berdiameter 30 cm dengan tinggi 30 cm. Bentuk dan bahan pot sesuai selera. Bagaimana dengan media tanamnya? Ada beberapa pilihan yang bisa digunakan antara lain campuran tanah dan kompos (2 : 1), campuran tanah, pasir, dan pupuk kandang (2 : 1 : 2), dan campuran tanah, sekam padi atau serbuk gergaji, dan pupuk kandang (2 : 1 : 1). 

Sebelum media tanam dimasukkan ke dalam pot, sebaiknya tambah dengan pupuk NPK (15 - 15 - 15), dolomit atau kalsit, dan tepung arang. Pedomannya, untuk 10 kg media tanam butuh 50 gr NPK, 25 gr domolit atau kalsit, dan 1 kg tepung arang. 

Setelah itu, masukkan media tanam ke dalam pot. Dasar pot harus berlubang, lalu beri selapis pecahan bata merah atau genting. Masukkan juga selapis jerami atau ijuk. Tambahkan media tanamnya hingga 2 cm dari bibir atas pot. Siramlah hingga cukup basah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar